Rabu, 27 November 2013

Makalah filsafat pendidikan

Makalah filsafat pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Suatu usaha untuk mengatasi persoalan pendidikan tanpa menggunakan kearifan dan kekuatan filasafat ibarat sesuatu yang sudah ditakdirkan gagal. Pendidikan dan filsafat tidak dapat terpisahkan karena akhir dari filsafat adalah akhir dari pendidikan, yaitu kebijaksanaan (wisdom). Berfilsafat tentang pendidikan menuntut suatu pemahaman yang tidak hanya tentang pendidikan dan persoalan-dan tidak kurang dari suatu disiplin unik sebagaimana halnya filsafat sains.
Filsafat pendidikan yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa. Sedangkan pendidikan merupakan suatu cara dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat itu sendidri. pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem-sistem norma tingkah laku yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang filsafat, pendidikan dan filsafat pendidikan, serta menyelesaikan ujian semester mata kuliah filsafat pendidikan.

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
Apakah yang dimaksud dengan filsafat ?
Apakah yang dimaksud dengan pendidikan ?
Apakah yang dimaksud dengan filsafat pendidikan ?

TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuannya adalah untuk :
Mengetahui maksud dari filsafat.
Mengetahui maksud dari pendidikan.
Mengetahui maksud dari filsafat pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
FILSAFAT.
Pengertian filsafat
Dari segi semantik, perkataan filsafat berasal dari bahasa arab ‘falsafah’, yang berasal dari bahasa yunani, ‘philosophia’, yang berarti ‘philos’ = cinta, suka, dan ‘sophia’ = pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran. Maksudnya, setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana.
Dilihat dari pengetian praktisnya, filsafat berarti ‘alam pikiran’ atau ‘alam berpikir’. Berfilsafat artinya berpikir, Namun tidak semua berfikir adalah berfilsafat. Berfilsafat adalah berfikir secara mendalam dan sunguh-sungguh  Filsafat adalah hasil akal seseorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Pengertian filsafat menurut beberapa ahli.
Plato (472 SM – 347 SM) mengatakan : Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
Aristoteles (384 SM – 322 SM) mengatakan : filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-imu metafisika, logika, retrorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
Ibnu Sina, mengatakan : filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Dari rumusan-rumusan di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa. Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami  atu mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada (hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, hakikat manusia), serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut.

Ciri-ciri filsafat
Secara umum ciri-ciri fisafat ada 4 :
Radikal (radix/yunani) yang berarti akar. Berfikir radikal artinya berfikir sampai keakar-akar persoalan. Berfikir terhadap sesuatu dalam bingkai yang tidak tanggung-tanggung, tidak ada sesuatu yang terlarang untuk difikirkan. Asumsi yang menyebut bahwa, “pkirkanlah cipataan Tuhan dan jangan memikirkan Dzat Tuhan”, yang mengandung pembatasan dalam melakukan kerja berfikir, termasuk dalam posisi car berfikir kefilsafatan.
Sistematik, ialah berfikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah (step by step). Ciri ini penting dilakukan untuk menghindari jumping conclusion dalam membuat rumusan suatu kesimpilan.
Universal, artinya berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu saja tetapi mencakup keseluruhan aspek yang konkret (jelas) dan yang abstrak atau yang fisik dan metafisik.
Spekulatif, seorang filosof berspekulasi terhadap kebenaran. Karena filosof memiliki cara berfikir yang spekulatif maka seorang filosof terus melakukan uji coba dan memberikan pertanyaan tehadap kebenaran yang dianutnya dari proses inilah akan lahir berbagi ilmu pengetahuan.



Tujuan dan ruang lingkup filsafat
Filsafat adalah suatu usaha memahami alam semesta, maknanya dan nilainnya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah kreaivitas, dan kesempurnaan, bentuk keindahan dan ekspresi, maka tujuan filsafat adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom). Filsafat memberikan pengertian dan kebijaksanaan pada manusia dalam memandang sebuah ilmu pengetahuan.
Filsafat adalah studi kritis mengenai masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia dan merupakan alat dalaM mencari jalan keluar yang terbaik agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapi. Dalam pengertian yang luas, filsafat bertujuan memberikan pengertian yang dapat diterima oleh manusia mengenai konsep-konsep hidup secara ideal dan mendasar.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa ruang lingkup filsafat adalah lapangan pemikiran manusia yang bersifat komprehensif.

PENDIDIKAN
Pengertian pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran agar peserta didik  secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Prof. H. Mahmud Yunus, pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap dapat mengantarkan si anak kepada tujuanya yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.
Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaanya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Kompenen pendidikan
komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen, yaitu :
Tujuan pendidikan
Peserta Didik
Pendidik
Isi Pendidikan / Materi Pendidikan
Lingkungan Pendidikan
Alat dan Fasilitas Pendidikan
Landasan pendidikan
Umumnya ada lima landasan pendidikan utama yang menjadi norma dasar pendidikan, yakni :
Landasan filosofis pendidikan, ada beberapa aliran utama filsafat di dunia sampai sekarang.
Materialisme : Mengajarkan bahwa hakikat realitas semesta, termasuk makhluk hidup, manusia, hakikatnya ialah materi.
Idealisme/Spiritualisme : mengajarn bahwa ide atau atau spirit manusia yang menentukan hidup dan pengertian manusia.
Realisme : mengajarkan bahwa realisme dan idealisme tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak realistis. Realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukan materi semata-mata. Realisme merupakan sintesis jasmani dan rohani, materi dan non materi
Landasan sosioogis pendidikan, merupakan landasan yang mengandung norma dasar pendidikanyang bersumber dari norma kehidupan masyarakat yang di anut oleh suatu bangsa.
Landasan kultural pendidikan, untuk memahami kehidupan berbudaya suatu bangsa kita harus memusatkan perhatian kita pada berbagai dimensi kebudayaan terkait dengan ciri manusia sendiri sebagai makhluk yang “belum selesai” dan harus berkembang maka kebudayaan juga terkaiat dengan usaha pemenuhan kebutuhan manusia yang asasi.
Landasn psikologis pendidikan, mengandung makna norma dasar pendidikan yang bersumber dari hukum-hukum dasar perkembangan peserta didik.
Landasan ilmiah dang teknolok gi pendidikan, mengandung makna norma dasar yang bersumber dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengikat dan mengharuskan pelaksanaan pendidikan untuk menerapkanya dalam usaha pendidikan.

FILSAFAT PENDIDIKAN
Pengertian filsafat pendidikan
Beberapa pengertian filsafat pendidikan menurut para ahli :
Menurut Jhon Dewey, filsafat pendidikan merupakan suat pembentukan fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju tabiat manusia.
Menurut Imam Bernadib, filsafat pendidikan merupakan ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan.
Menurut saya, filsafat pendidikan merupakan proses berfikir yang teratur untuk menjawab persoalan-persoalan pendidikan yang tujuan akhirnya adalah membentuk manusia menjadi manusia seutuhnya.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah atau ukuran tingkah laku perbuatn yang sebenarnya dilaksanakan manusia dalam hidup dan kehidupannya.
Ruang lingkup filsafat pendidikan
Filsafat bertujuan memberkan pengertian yang dapat diterima oleh manusia mengenai konsep  hidup secara ideal dan mendasar bagi manusia agar mendapatkan kebahagian dan kesejahteraan. Secara makro, apa yang menjadi objek pemikiran filsafat, yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan seisinya juga merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Namun secara mikro ruang lingkup filsafat ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikanyang baik dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.
Aliran filsafat pendidikan
Berikut bebebrapa aliran dalam filsafat pendidikan :
Filsafat pendidikan idealisme, memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi bukan fisik. Pengetahuan yangdiperoleh melalui panca indera adalah tidak pasti dan tidak lengkap. Aliran ini memandang nilai tdak berubah.
Filsafat pendidikan materialisme, berpandangn bahwa hakikat realisme adalah matei, bukan rohani, spiritual ata supernatral.
Filsafat pendidikan pragmatisme, berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah mempelajari filsafat pendidikan, hasil yang didapat adalah mampu memaknai sesuatu, filsafat membantu kita bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa adanya. Filsafat pendidikan menolong dan membangun diri kita sendiri dengan berfikir lebih mendalam, kita mengalami dan menyadari ilmu kita. Rahasia hidup yang kita selediki justru memaksa kita berfikir untuk hidup sesadar-sadarnya dan memberikan isi kepada hidup kita sendiri.
Filsafat pendidikan memberikan kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persalaan dalam dunia pendidikan. Orang yang berfikir dangkal saja tidak mudah melihat persolaan-persoalaan, apalagi mencari pemecahanya. Dalam filsafat  dilatih dulu apa yang menjadi persoalan. Dan ini merupakan syarat mutlak untuk memecahkanya.
Filsafat pendidikan memberikan dasar-dasar pemikiran yang dapat diterapkan dalam tujuan untuk membentuk sumber daya manusia yang berkompeten serta berdaya saing. Sebab untuk menciptakan sumber daya yang bermutu, sangat diperlukan pendidikan yang berkualitas.



SARAN
Tingkat perkembangan sangat ditentukan oleh tingkat kualitas sumber daya manusia yang menjadi pendukung nilai-nilai tersebut. Pada masyarakat yang masih memiliki kebudayaan asli, berbeda dengan masyarakat yang masih memiliki kebudayaan campuran. Oleh karena itu, sebagai calon pendidik yang akan menghsilkan sumber daya manusia yang berkualitas pengetahuan kita selalu tidak lepas dengan filsafat pendidikan, maka mita harus pahami, pelajari, dan aplikasikan itu semua ke dalam dunia pendidikan.



DAFTAR PUSTAKA
Handout filsafat pendidikan : universitas muhammadiyah sorong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar